Zoon Emporio
Pemahaman saya, manusia itu diciptakan oleh Tuhan.
Manusia didesain oleh Tuhan. Begitu pula alam semesta serta pergerakannya. Jika
memang benar Tuhan menciptakan dan mendisain manusia (luar dalamnya), Tuhan
pasti sangat mengetahui, bahkan lebih dari manusia itu sendiri, apa, siapa dan
bagaimana manusia itu.
Adam yang menurut keyakinan agama Samawi adalah
manusia pertama. Awalnya ia tinggal di surga bersama pasangannya Hawa (Eva),
kemudian Iblis menggodanya, Adam dan Hawa tergoda. Singkatnya, Tuhan menghukum
Adam dan Hawa dengan mengusirnya ke bumi, keluar dari surga. Adam dan Hawa
kemudian beranak pinak dan sampailah pada kita.
Untuk menuntun umat manusia mengenal Diri-Nya,
secara periodik dan sporadis Tuhan mengirimkan Nabi dan Rasul. Orang-orang ini
diyakini sebagai pembawa pesan Tuhan. Pesan berupa petunjuk, tuntunan yang akan
membawa manusia pada kebahagiaan. Pesan ini juga berisi informasi atau berita
tentang masa depan, bahwa semua hal kecuali Tuhan akan hancur, musnah yang
puncak pemusnahan itu dinamakan Hari Kiamat. Pasca Kiamat, manusia akan diadili
oleh Tuhan sesaui dengan baik buruknya perbuatan mereka selama hidup. Patuh
atau tidaknya manusia pada tuntunan Tuhan yang disampaikan pada Nabi dan Rasul
mereka. Jika patuh imbalannya adalah
surga, tempat asal manusia pertama. Namun jika membangkang, manusia akan
menemani Iblis di neraka. Iblis adalah mahluk Tuhan. Menurut keyakinan saya,
Iblis adalah mahluk Tuhan dari jenis Jin
yang terbuat dari api. Namun api sebagai material dasar Iblis berbeda
dengan jin lainnya. Iblis dibuat spesial, khusus karena memang akan mengemban
tugan khusus dari Tuhan. Iblis terbuat dari api neraka. Api terpanas yang
pernah diciptakan Tuhan. Iblis ciptaan Tuhan ini punya perangai sombong, bahkan
dihadapan penciptanya sendiri. Ia merasa mahluk Tuhan yang paling hebat, paling
spesial, paling wah dan mungkin paling dikasihi. Ketika Tuhan menciptakan
manusia, Dia memerintahkan semua mahluk ciptaan-Nya bersujud pada manusia yang
tercipta dari tanah ini. Iblis yang memiliki sifat sombong, kontak menolak.
Iblis adalah satu-satunya mahluk Tuhan yang menolak untuk sujud pada manusia.
Dari satu sisi, jika memang kisah ini terjadi, sikap Iblis bisa saya pahami.
Maksdunya, Iblis tidak mau sembarang bersujud apalagi statusnya sama dengan
dirinya, sama-sama mahluk. Kemudian jika menilik dari material dasarnya, Iblis
merasa lebih mulia sebab diciptakan dari api neraka, sedang Adam hanya dari
tanah. Kisah berlanjut, atas perbuatannya enggan bersujud, Tuhan menghukumnya
masuk neraka. Iblis menerima hukuman itu, namun dengan satu syarat. Iblis mnta
kematiannya ditangguhkan hingga Hari Kiamat. Selama hidupnya ia akan mengganggu
anak cucu Adam. Menurut saya mungkin Iblis bermaksud mengetes, menguji apakah
manusia memang layak menyangdang predikan mahluk Tuhan paling mulia? Iblis
menyaring manusia-manusia yang memang layak tinggal di surga. Ia akan mengajak
manusia untuk membangkang pada Tuhan. Ini dilakukannya sebagai metode saja.
Iblis sendiri, menurut keyakinan saya, tak berani melawan membangkang pada
Tuhan. Ia jelas lebih mengenal Tuhan. Ajakan pembangkangan ini hanya metode
saja, siapa tahan ia tergolong manusia unggul, siapa tak tahan maka nasibnya
akan naas di hari pembalas kelak.
Dalam ajaran beberapa agama, ada keyakinan akan adanya
Hari Pembalasan. Hari ketika manusia menerima balasan atas segala perbutannya
selama hidup di dunia. Sederhannya, di hari ini manusia akan diadili oleh
Tuhan. Jika patuh pada perintah Tuhan dan mengerjakan banyak perbuatan baik, ia
akan masuk surga. Jika sebaliknya, ia akan masuk neraka. Baik balas baik. Buruk
balas buruk. Tinggalnya manusia di bumi ini adalah sebagai sarana mengumpulkan
pahala. Dan menghindar dari dosa. Jika banyak pahala sedikit dosa, inilah
manusia unggul.
Baik dibalas dengan pahala. Buruk dibalas dengan
dosa. Jika memang demikian, konsep pahala dan dosa adalah konsep reward and punishment. Konsep ini saya
kira sedikit banyak mengandung unsur dagang, unsur jual beli. Tuhan berbisnis
dengan manusia. Tapi saya yakin bisnisnya Tuhan berbeda dengan pola bisnis
manusia sebab Tuhan tidak mencari untung. Konsep pahala dan dosa semata-mata
karena ke Maha Adilan Tuhan, bukan profit
oriented. Tuhan tidak hidup dari pahala manusia juga tidak akan mati karena
dosa manusia. Konsep ini merupakan sistem yang dibuat Tuhan untuk menjalankan
semesta. Kausalitas. Dan Tuhan memperkenalkan konsep ini kepada manusia melalui
perantara Nabi dan Rasul serta kitab suci. Jadi manusia sudah diberitahu
tentang konsep ini. Namun begitu, manusia diberi kebebasan, free will, untuk memilih. Patuh atau
membangkang. Mengapa dikatakan demikian, Tuhan adalah disainer manusia,
termasuk hati dan pikirannya. Jika Tuhan memaksakan, artinya manusia tak diberi
kebebasan kehendak, free will,
mustahil manusia ada yang membangkang pada Tuhan. Perkara patuh atau
membangkangnya manusia itu tergantung manusia sendiri. Tahan atau tidak
terhadap godaan Iblis dan pasukannya.
Namun mari sedikit menilik ini dari sudut pandang
lain. Jika Tuhan membuat konsep pahala dan dosa setelah Tuhan mendisain
manusia, maka barangkali memang manusia didisain untuk hidup dengan sistem ini
karena mustahil Tuhan menciptakan sistem yang tak sesuai dengan pengguna sistem
itu sendiri. Jika memang demikian, yang mendasar pada manusia adalah konsep
pahala dan dosa, reward and punishment,
konsep imbalan, iming-iming, konsep dagang. Untung rugi.
Mengapa iming-iming? Manusia tahu jika ia berbuat
baik maka akan mendapat pahala dan kelak akan masuk surga. Sebaliknya jika
berbuat buruk akan mendapat dosa dan kelak masuk neraka. Semua yang dibicarakan
adalah mengenai “akan”, artinya belum terjadi. Ini mengapa disebut iming-iming
sebab iming-iming ialah sesuatu imbalan yang dijanjikan akan diberikan setelah
suatu hal selesai dikerjakan. Manusia akan melakukan sesuatu jika memang itu
mendatangkan pahala. Manusia akan berbuat baik karena diberi pahala oleh Tuhan.
Pahala yang banyak bisa menjadi tiket menuju surga. Jika Tuhan tidak
menjanjikan pahala, manusia tak mau berbuat baik.
Jika memang demikian, maka manusia adalah memang
mahluk iming-iming, mahluk imbalan. Akan melakukan sesuatu jika ada imbalannya.
Jika dengan Tuhannya saja demikian, bagaimana manusia dengan sesamanya?
Manusia mahluk imbalan adalah inheren. Artinya itu
memang menjadi pola dasar manusia. Memang sudah didisain begitu. Manusia tak
akan membantu manusia lain secara cuma-cuma. Hubungan manusia dengan manusia
akan dibangun di atas dasar imbalan. Imbalan yang diharapkan manusia dari
manusia lain adalah imbalan yang merupakan kebutuhannya yang tak ia miliki.
Tingkat selanjutnya ialah imbalan berupa sesuatu yang diinginkan.
Manusia A membutuhkan sesuatu B namun tak
memilikinya. Sesuatu B ini ternyata dimiliki manusia B. Sedangkan manusia B
membutuhkan sesuatu A namun juga tak memilikinya, manusia A lah yang memiliki
sesautu A tersebut. Manusia A dan B akan menjalin hubungan guna memenuhi
kebutuhannya masing-masing. Jadi dasar segala hubungan manusia dengan manusia
adalah pemenuhan kebutuhan. Pemenuhan ini didapatkan dengan mekanisme imbalan.
Konsep inilah yang menjadi dasar lahirnya dan
berkembangnya kebudayaan manusia. Perkawinan manusia didasarkan atas konsep
ini. Ekonomi sudah jelas. Pendidikan, kesehatan dan lainnya. Semua wujud
kebudayaan didasari atas konsep imbalan. Segala hubungan manusia dalam bentuk apa
pun baik manusia dengan manusia, manusia dengan kelompok manusia atau kelompok
manusia dengan kelompok manusia, ini semua dijalankan atas dasar konsep
imbalan. Imbalan tidak berarti wujud benda materi. Imbalan dalam konteks ini
ialah imbalan dalam arti luas, dapat berupa materi atau non-materi. Imbalan
yang berarti sesuatu yang didapatkan dari luar diri manusia itu sendiri. Bisa
dari manusia lain, alam atau Tuhan.
Jika benar demikian, apa itu ikhlas?
Mari ngopi :)
BalasHapus