Sabtu, 14 Mei 2016

Zoon Emporio

Zoon Emporio

Hasil gambar untuk perdagangan

Pemahaman saya, manusia itu diciptakan oleh Tuhan. Manusia didesain oleh Tuhan. Begitu pula alam semesta serta pergerakannya. Jika memang benar Tuhan menciptakan dan mendisain manusia (luar dalamnya), Tuhan pasti sangat mengetahui, bahkan lebih dari manusia itu sendiri, apa, siapa dan bagaimana manusia itu.
Adam yang menurut keyakinan agama Samawi adalah manusia pertama. Awalnya ia tinggal di surga bersama pasangannya Hawa (Eva), kemudian Iblis menggodanya, Adam dan Hawa tergoda. Singkatnya, Tuhan menghukum Adam dan Hawa dengan mengusirnya ke bumi, keluar dari surga. Adam dan Hawa kemudian beranak pinak dan sampailah pada kita.
Untuk menuntun umat manusia mengenal Diri-Nya, secara periodik dan sporadis Tuhan mengirimkan Nabi dan Rasul. Orang-orang ini diyakini sebagai pembawa pesan Tuhan. Pesan berupa petunjuk, tuntunan yang akan membawa manusia pada kebahagiaan. Pesan ini juga berisi informasi atau berita tentang masa depan, bahwa semua hal kecuali Tuhan akan hancur, musnah yang puncak pemusnahan itu dinamakan Hari Kiamat. Pasca Kiamat, manusia akan diadili oleh Tuhan sesaui dengan baik buruknya perbuatan mereka selama hidup. Patuh atau tidaknya manusia pada tuntunan Tuhan yang disampaikan pada Nabi dan Rasul mereka.  Jika patuh imbalannya adalah surga, tempat asal manusia pertama. Namun jika membangkang, manusia akan menemani Iblis di neraka. Iblis adalah mahluk Tuhan. Menurut keyakinan saya, Iblis adalah mahluk Tuhan dari jenis Jin  yang terbuat dari api. Namun api sebagai material dasar Iblis berbeda dengan jin lainnya. Iblis dibuat spesial, khusus karena memang akan mengemban tugan khusus dari Tuhan. Iblis terbuat dari api neraka. Api terpanas yang pernah diciptakan Tuhan. Iblis ciptaan Tuhan ini punya perangai sombong, bahkan dihadapan penciptanya sendiri. Ia merasa mahluk Tuhan yang paling hebat, paling spesial, paling wah dan mungkin paling dikasihi. Ketika Tuhan menciptakan manusia, Dia memerintahkan semua mahluk ciptaan-Nya bersujud pada manusia yang tercipta dari tanah ini. Iblis yang memiliki sifat sombong, kontak menolak. Iblis adalah satu-satunya mahluk Tuhan yang menolak untuk sujud pada manusia. Dari satu sisi, jika memang kisah ini terjadi, sikap Iblis bisa saya pahami. Maksdunya, Iblis tidak mau sembarang bersujud apalagi statusnya sama dengan dirinya, sama-sama mahluk. Kemudian jika menilik dari material dasarnya, Iblis merasa lebih mulia sebab diciptakan dari api neraka, sedang Adam hanya dari tanah. Kisah berlanjut, atas perbuatannya enggan bersujud, Tuhan menghukumnya masuk neraka. Iblis menerima hukuman itu, namun dengan satu syarat. Iblis mnta kematiannya ditangguhkan hingga Hari Kiamat. Selama hidupnya ia akan mengganggu anak cucu Adam. Menurut saya mungkin Iblis bermaksud mengetes, menguji apakah manusia memang layak menyangdang predikan mahluk Tuhan paling mulia? Iblis menyaring manusia-manusia yang memang layak tinggal di surga. Ia akan mengajak manusia untuk membangkang pada Tuhan. Ini dilakukannya sebagai metode saja. Iblis sendiri, menurut keyakinan saya, tak berani melawan membangkang pada Tuhan. Ia jelas lebih mengenal Tuhan. Ajakan pembangkangan ini hanya metode saja, siapa tahan ia tergolong manusia unggul, siapa tak tahan maka nasibnya akan naas di hari pembalas kelak.
Dalam ajaran beberapa agama, ada keyakinan akan adanya Hari Pembalasan. Hari ketika manusia menerima balasan atas segala perbutannya selama hidup di dunia. Sederhannya, di hari ini manusia akan diadili oleh Tuhan. Jika patuh pada perintah Tuhan dan mengerjakan banyak perbuatan baik, ia akan masuk surga. Jika sebaliknya, ia akan masuk neraka. Baik balas baik. Buruk balas buruk. Tinggalnya manusia di bumi ini adalah sebagai sarana mengumpulkan pahala. Dan menghindar dari dosa. Jika banyak pahala sedikit dosa, inilah manusia unggul.
Baik dibalas dengan pahala. Buruk dibalas dengan dosa. Jika memang demikian, konsep pahala dan dosa adalah konsep reward and punishment. Konsep ini saya kira sedikit banyak mengandung unsur dagang, unsur jual beli. Tuhan berbisnis dengan manusia. Tapi saya yakin bisnisnya Tuhan berbeda dengan pola bisnis manusia sebab Tuhan tidak mencari untung. Konsep pahala dan dosa semata-mata karena ke Maha Adilan Tuhan, bukan profit oriented. Tuhan tidak hidup dari pahala manusia juga tidak akan mati karena dosa manusia. Konsep ini merupakan sistem yang dibuat Tuhan untuk menjalankan semesta. Kausalitas. Dan Tuhan memperkenalkan konsep ini kepada manusia melalui perantara Nabi dan Rasul serta kitab suci. Jadi manusia sudah diberitahu tentang konsep ini. Namun begitu, manusia diberi kebebasan, free will, untuk memilih. Patuh atau membangkang. Mengapa dikatakan demikian, Tuhan adalah disainer manusia, termasuk hati dan pikirannya. Jika Tuhan memaksakan, artinya manusia tak diberi kebebasan kehendak, free will, mustahil manusia ada yang membangkang pada Tuhan. Perkara patuh atau membangkangnya manusia itu tergantung manusia sendiri. Tahan atau tidak terhadap godaan Iblis dan pasukannya.
Namun mari sedikit menilik ini dari sudut pandang lain. Jika Tuhan membuat konsep pahala dan dosa setelah Tuhan mendisain manusia, maka barangkali memang manusia didisain untuk hidup dengan sistem ini karena mustahil Tuhan menciptakan sistem yang tak sesuai dengan pengguna sistem itu sendiri. Jika memang demikian, yang mendasar pada manusia adalah konsep pahala dan dosa, reward and punishment, konsep imbalan, iming-iming, konsep dagang. Untung rugi.
Mengapa iming-iming? Manusia tahu jika ia berbuat baik maka akan mendapat pahala dan kelak akan masuk surga. Sebaliknya jika berbuat buruk akan mendapat dosa dan kelak masuk neraka. Semua yang dibicarakan adalah mengenai “akan”, artinya belum terjadi. Ini mengapa disebut iming-iming sebab iming-iming ialah sesuatu imbalan yang dijanjikan akan diberikan setelah suatu hal selesai dikerjakan. Manusia akan melakukan sesuatu jika memang itu mendatangkan pahala. Manusia akan berbuat baik karena diberi pahala oleh Tuhan. Pahala yang banyak bisa menjadi tiket menuju surga. Jika Tuhan tidak menjanjikan pahala, manusia tak mau berbuat baik.
Jika memang demikian, maka manusia adalah memang mahluk iming-iming, mahluk imbalan. Akan melakukan sesuatu jika ada imbalannya. Jika dengan Tuhannya saja demikian, bagaimana manusia dengan sesamanya?
Manusia mahluk imbalan adalah inheren. Artinya itu memang menjadi pola dasar manusia. Memang sudah didisain begitu. Manusia tak akan membantu manusia lain secara cuma-cuma. Hubungan manusia dengan manusia akan dibangun di atas dasar imbalan. Imbalan yang diharapkan manusia dari manusia lain adalah imbalan yang merupakan kebutuhannya yang tak ia miliki. Tingkat selanjutnya ialah imbalan berupa sesuatu yang diinginkan.
Manusia A membutuhkan sesuatu B namun tak memilikinya. Sesuatu B ini ternyata dimiliki manusia B. Sedangkan manusia B membutuhkan sesuatu A namun juga tak memilikinya, manusia A lah yang memiliki sesautu A tersebut. Manusia A dan B akan menjalin hubungan guna memenuhi kebutuhannya masing-masing. Jadi dasar segala hubungan manusia dengan manusia adalah pemenuhan kebutuhan. Pemenuhan ini didapatkan dengan mekanisme imbalan.
Konsep inilah yang menjadi dasar lahirnya dan berkembangnya kebudayaan manusia. Perkawinan manusia didasarkan atas konsep ini. Ekonomi sudah jelas. Pendidikan, kesehatan dan lainnya. Semua wujud kebudayaan didasari atas konsep imbalan. Segala hubungan manusia dalam bentuk apa pun baik manusia dengan manusia, manusia dengan kelompok manusia atau kelompok manusia dengan kelompok manusia, ini semua dijalankan atas dasar konsep imbalan. Imbalan tidak berarti wujud benda materi. Imbalan dalam konteks ini ialah imbalan dalam arti luas, dapat berupa materi atau non-materi. Imbalan yang berarti sesuatu yang didapatkan dari luar diri manusia itu sendiri. Bisa dari manusia lain, alam atau Tuhan.

Jika benar demikian, apa itu ikhlas?

1 komentar:

Ciamis Jadi Galuh: Lagu Lama Kaset Baru?

  “Duh, meni norowélang kitu ngadongéngkeun Situ Panjalu. Na urang mana kitu ujang téh?” “Abi kawit mah ti Panjalu, Galuh palihan kalér.” ...