Fred :
Sebenarnya ini
pembicaraan lama. Kamu masih ingat kan? Kita pernah membicarakannya.
Mat :
Yap. Ingatanku
belum seburuk yang kau kira. Kau panjang lebar membahasnya dengan menggebu-gebu
seperti tukang obat yang membara mempromosikan dagangan.
Fred :
Rendah sekali
kamu membandingkan. Dengan seorang calon gubernur kan bisa lebih berkelas
analoginya.
Mat :
Apa bedanya
kampanye calon gubernur dan orasi tukang obat? Sama saja. Sama-sama jualan.
Lagi pula, apa rendahnya tukang obat? Tak ada tinggi rendah dalam profesi,
Bung. Yang rendah itu jika kau sekedar cari duit dari profesimu.
Fred :
Lho. Bukannya
profesi itu buat cari penghidupan?
Mat :
Tentu. Tapi ketika
kepala hanya berorientasi pada uang belaka, apa bedamu dengan kera?
Fred :
Ah, sudahlah.
Aku sedang tak ingin berdebat denganmu.
Mat :
Aku hanya
mengingatkan. Peradaban-peradaban besar yang pernah ada di zaman kuno hancur
karena materialisme yang kebablasan.
Fred :
Maksudmu?
Mat :
Semua peradaban
besar di dunia ini tak pernah mengenal segregasi absolut antara materi dan
imateri. Semua ilmu, arsitektur, seni, ekonomi, dan segala yang mereka lakukan bersumber
dari keyakinan pada sesuatu yang gaib sama sekali. Dunia materil mereka
dibangun di atas pondasi iman pada hal yang invisible.
Fred :
Okultisme?
Mat :
Lebih dari itu.
Spiritualitas yang beremanasi. Bertransformasi jadi candi, jadi tarian, jadi puisi-puisi,
jadi tata kehidupan. Sadarkah kau bahwa segala peradaban besar dibangun di atas
pondasi imateril, gaib?
Fred :
Ah, omong
kosong itu lagi. Dengan mendasarkan peradaban dari imeterialitas buktinya
peradaban mereka hancur. Itu semua hanya keyakinan semu. Dunia ini hadir karena
dialektika material, Kawan.
Mat :
Dangkal. Nilai
pelajaran sejarahmu pasti buruk. Kau tahu berapa lama Mesir Kuno jadi primadona
di zamannya? Peradaban Tiongkok Kuno? Peradaban Islam pernah lama menguasai
dunia...
Fred :
Lantas hancur
oleh mereka sendiri.
Mat :
Terima kasih
untuk tidak memotong ucapanku!
Fred :
Ayolah,
perdebatan kita tentang hal ini hanya pengulangan saja, Matris. Berulang kali
kita membahas hal ini, dan sama saja. Kamu menggebu membela ideologi holistikmu.
Dan aku masih teguh pada keyakinanku.
...........
Fred :
Kopi?
Mat :
Boleh. Tanpa
gula.
Fred :
Tak perlu kamu
ingatkan.
Mat :
You are my man.
Karang Mawar,
3 Des. 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar